Pages

My Slide

Cover Photos Slideshow: Ju’s trip from Medan, Sumatra, Indonesia to Pekanbaru was created by TripAdvisor. See another Pekanbaru slideshow. Take your travel photos and make a slideshow for free.

Sabtu, 05 Mei 2012

Bertahan dalam Kondisi Bagaimana pun


Abad milenium sekarang ini, tidak lagi memandang profesi. Bidang jurnalistik sudah memasuki jiwa jiwa semua kalangan, baik kalangan profesi sendiri maupun yang tidak mempunyai profesi apapun.
Sudah banyak terbukti. Kita sangat mengenal ketua DPRD Provinsi Riau periode lalu, Pak Drh. Chaidir, walaupun beliau seorang dokter hewan, tapi beliau juga adalah seorang politisi, bahkan penulis yang banyak menulis buku.
Nah, ini juga yang menarik dari buku ini. Kalau kita melihat dari judulnya, jelas tidak ada sangkut pautnya dengan profesi beliau sebagai dokter gigi. Dialah Drg. Sukhri Wahid, penulis buku sejarah perang khandaq ini.
Memang sudah banyak penulis-penulis buku sejarah membahas sejarah perang khandaq ini, bahkan mungkin ratusan dan ribuan buku. Tapi buku ini berbeda dari semua buku itu. Sukhri Wahid, seorang dokter gigi ini lebih banyak mengambil dari sisi yang mungkin tidak terjamah oleh penulis lain. Manajemen Gerakan Dakwah dimasa krisis. Ya, memang perang Khandaq merupakan perang yang membuat krisis bagi kaum muslimin. Bagaimana tidak, Madinah sebagai pusat kekuatan kaum muslimin yang dipimpin Rasulullah saw. dikepung dari semua penjuru Madinah, sehingga tidak ada jalan keluar bagi kaum muslimin. Sangat krisis.
Bisa kita bayangkan, dengan ketiadaan makanan, karena gagal panen kurma dan krisis pangan serta musim yang mencekam karena dingin. Hal itu mengakibatkan para sahabat harus mengikat batu di perutnya, juga Rasulullah. Ini berlangsung selama tiga hari, tanpa makanan.
Selain fisik yang mulai melemah, dengan ditambah tekanan dari kaum kafir; Kafir Quraisy dari Mekah yang kemudian mengajak sekutunya untuk bergabung, Bani Ghathfan, Kinanah, Salim, Bani Asad, Fazarah, Asyja’, bani Murrah, dan pasukan lainnya. Bahkan ditambah lagi dengan berkhianatnya Yahudi laknatullah--bani Quraizhah-- yang sedang berada di dalam kota Madinah. Jiwa kaum muslimin semakin tertekan.
Rasulullah sebagai pemimpin tidak tinggal diam. Walaupun dalam keadaan krisis seperti itu, beliau tiba-tiba mengajak para sahabat untuk bermusyawarah untuk menyusun strategi pertahanan, ya, pertahanan karena bertahanlah yang dapat dilakukan dengan kondisi seperti itu. Walaupun sebenarnya Rasulullah berhak memutuskan sikap apa yang harus beliau lakukan, tapi beliau tidaklah otoritir, beliau tetap bermusyawarah dengan para sahabat untuk meminta ide dan saran untuk mengatasi kondisi seperti itu. Tentu saja dengan sontak ketika itu Salman al-Farisi, seorang sahabat Anshar keturunan Persia menawarkan untuk membuat parit ( khandaq ). Strategi ini merupakan strategi yang sering dipakai oleh  bangsa Persia jika menghadapi jumlah musuh yang banyak. Memang ketika itu kaum muslimin berjumlah 700 prajurit yang harus menghadapi musuh yang berjumlah 10 ribu pasukan. Usulan ini diterima oleh Rasulullah dan para sahabat dengan mengatakan”Ahsanta, pendapatmu sangat baik”. Strategi ini belum pernah dikenal dalam sejarah peperangan bangsa Arab saat itu. Sudah pasti pihak musyrikin Quraisy belum memiliki analisis tentang hal itu.
Begitulah, dengan strategi itu akhirnya kaum muslimin dapat bertahan mengahadapi kaum kafir. Itulah perang terakhir yang dihadapi beliau sekaligus pertahanan terakhir kaum muslimin dalam menghadapi kaum kafir, karena setelah itu kaum musliminlah yang menyerang kaum kafir.
Itulah Rasulullah dan para sahabat, walau dalam kondisi bagaimanapun mereka tetap bertahan. Selalu ada solusi dan pertolongan dari Allah swt. yang akhirnya dengan kekuatan iman kaum muslimin berjaya. (Jumardi)

0 komentar:

Posting Komentar