Abad milenium sekarang ini, tidak lagi memandang profesi. Bidang
jurnalistik sudah memasuki jiwa jiwa semua kalangan, baik kalangan profesi
sendiri maupun yang tidak mempunyai profesi apapun.
Sudah banyak terbukti. Kita sangat mengenal ketua DPRD Provinsi Riau periode
lalu, Pak Drh. Chaidir, walaupun beliau seorang dokter hewan, tapi beliau juga
adalah seorang politisi, bahkan penulis yang banyak menulis buku.
Memang sudah banyak penulis-penulis buku sejarah membahas sejarah perang
khandaq ini, bahkan mungkin ratusan dan ribuan buku. Tapi buku ini berbeda dari
semua buku itu. Sukhri Wahid, seorang dokter gigi ini lebih banyak mengambil
dari sisi yang mungkin tidak terjamah oleh penulis lain. Manajemen Gerakan
Dakwah dimasa krisis. Ya, memang perang Khandaq merupakan perang yang membuat
krisis bagi kaum muslimin. Bagaimana tidak, Madinah sebagai pusat kekuatan kaum
muslimin yang dipimpin Rasulullah saw. dikepung dari semua penjuru Madinah,
sehingga tidak ada jalan keluar bagi kaum muslimin. Sangat krisis.
Bisa kita bayangkan, dengan ketiadaan makanan, karena gagal panen kurma
dan krisis pangan serta musim yang mencekam karena dingin. Hal itu
mengakibatkan para sahabat harus mengikat batu di perutnya, juga Rasulullah.
Ini berlangsung selama tiga hari, tanpa makanan.
Selain fisik yang mulai melemah, dengan ditambah tekanan dari kaum kafir;
Kafir Quraisy dari Mekah yang kemudian mengajak sekutunya untuk bergabung, Bani
Ghathfan, Kinanah, Salim, Bani Asad, Fazarah, Asyja’, bani Murrah, dan pasukan
lainnya. Bahkan ditambah lagi dengan berkhianatnya Yahudi laknatullah--bani Quraizhah--
yang sedang berada di dalam kota
Madinah. Jiwa kaum muslimin semakin tertekan.
Rasulullah sebagai pemimpin tidak tinggal diam. Walaupun dalam keadaan
krisis seperti itu, beliau tiba-tiba mengajak para sahabat untuk bermusyawarah
untuk menyusun strategi pertahanan, ya, pertahanan karena bertahanlah yang
dapat dilakukan dengan kondisi seperti itu. Walaupun sebenarnya Rasulullah
berhak memutuskan sikap apa yang harus beliau lakukan, tapi beliau tidaklah
otoritir, beliau tetap bermusyawarah dengan para sahabat untuk meminta ide dan
saran untuk mengatasi kondisi seperti itu. Tentu saja dengan sontak ketika itu
Salman al-Farisi, seorang sahabat Anshar keturunan Persia menawarkan untuk membuat
parit ( khandaq ). Strategi ini
merupakan strategi yang sering dipakai oleh bangsa Persia jika menghadapi jumlah musuh
yang banyak. Memang ketika itu kaum muslimin berjumlah 700 prajurit yang harus
menghadapi musuh yang berjumlah 10 ribu pasukan. Usulan ini diterima oleh
Rasulullah dan para sahabat dengan mengatakan”Ahsanta, pendapatmu sangat baik”. Strategi ini belum pernah dikenal
dalam sejarah peperangan bangsa Arab saat itu. Sudah pasti pihak musyrikin
Quraisy belum memiliki analisis tentang hal itu.
Begitulah, dengan strategi itu akhirnya kaum muslimin dapat bertahan
mengahadapi kaum kafir. Itulah perang terakhir yang dihadapi beliau sekaligus
pertahanan terakhir kaum muslimin dalam menghadapi kaum kafir, karena setelah
itu kaum musliminlah yang menyerang kaum kafir.
Itulah Rasulullah dan para sahabat, walau dalam kondisi bagaimanapun
mereka tetap bertahan. Selalu ada solusi dan pertolongan dari Allah swt. yang
akhirnya dengan kekuatan iman kaum muslimin berjaya. (Jumardi)
0 komentar:
Posting Komentar