Pages

My Slide

Cover Photos Slideshow: Ju’s trip from Medan, Sumatra, Indonesia to Pekanbaru was created by TripAdvisor. See another Pekanbaru slideshow. Take your travel photos and make a slideshow for free.

Rabu, 10 Oktober 2012

SEJARAH TINTA FLP RIAU YANG TAK PERNAH KERING Beginilah Kami Berbakti Kepada Melayu

Terbit di Majalah Frasa Edisi Agustus 2012

Oleh: Jumardi*

       Tahun 1999 merupakan tahun bersejarah bagi FLP Riau. Pada tahun itulah awal mulanya angin segar di bumi lancang kuning ini berhembus. Akan dibentuk sebuah forum kepenulisan dari perpanjangan tangan Forum Lingkar Pena yang didirikan oleh Helvi Tiana Rosa pada tahun 1997. Ketika itu Majalah Annida yang merupakan majalah yang didirikan Helvi membuka pengumuman pendaftaran untuk menjadi anggota FLP di setiap provinsi di Indonesia.

       Hasil dari pendaftaran tersebut majalah Annida mengumumkan bahwa untuk provinsi Riau terdapat lebih kurang 42 orang yang mendaftar sebagai anggota termasuk Rinawati dan Rima yang kemudian ditunjuk sebagai koordinator untuk FLP Riau. Dari 42 orang tersebut yang berdomisili di Pekanbaru ada 13 orang. Sisanya menyebar di Kota Dumai, Rengat, Batam, dan Tanjung Pinang.

        Pada tahap awal disusunlah struktur organisasi FLP di Pekanbaru. Sedangkan dengan FLP di kota lain diadakan hubungan melalui surat menyurat. FLP di kota/kabupaten ini selanjutnya disebut dengan FLP Cabang.

        Peresmian FLP Riau bersamaan dengan peresmian FLP Sumbar di Padang pada bulan Agustus 2000. FLP Riau diwakili oleh Rinawati, Yosse, dan Elin Syawalina. Saat itulah FLP Riau mulai mengadakan diskusi-diskusi rutin setiap minggunya. Mulai juga mengikuti beberapa lomba kepenulisan seperti cerpen, puisi, dan penulisan novel. Cerpen Lelaki di Nagoya karya Rinawati (ketua FLP Riau pertama) masuk final dalam lomba Cipta Cerpen Islami FLP Award dalam rangka Milad FLP ke-5 tahun 2000 dan dibukukan dalam Cerita Remaja dengan judul Cinta, Ya Cinta.

        Pada tahun 2005 barulah FLP Riau mengadakan Musyawarah Wilayah Pertama tepatnya pada tanggal 19 Juni 2005. Hasil Muswil pertama itu menunjuk saudara Joni Lis Efendi sebagai ketua umum dan Rosnadeli Kartini S.  sebagai sekretaris. Selama kepengurusan Joni Lis beberapa agenda dilaksanakan, seperti Bedah Novel Meretas Ungu karya Pipiet Senja, Pelatihan Kepenulisan, Seminar Penulisan dan pernikahan bersama M. Fauzil Adhim dan Pipiet Senja, Bekerja sama dengan Riau Pos dalam rubrik Bengkel Fiksi, Kerjasama dengan Riau Tribun untuk rubrik bengkel Cerpen, Kerjsama dengan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Riau untuk menumbuhkan minat baca dan tulis masyarakat dengan melakukan berbagai even kepenulisan. Selain itu kepengurusan ini juga pernah mengikuti Temu Sastra Sumatera I di Padang, menerbitkan buletin Orassi, dan tak kalah hebatnya pernah memenangi lomba penulisan fiksi dan nonfiksi baik tingkat lokal maupun nasional.

        Masa pengurusan Joni ini juga berhasil mengepakkan sayap cabang di Pekanbaru, Dumai, dan Kuantan. Kepengurusan ini berlangsung hingga tahun 2007.

        Pada tahun 2008 hingga 2010 kepemimpinan FLP Riau diserahkan ke Saudara Wamdi. Pada masa Wamdi ini juga tidak jauh beda gerakan kepenulisan yang diadakan oleh FLP. Beberapa lomba tingkat nasional dimenangkan oleh anggota FLP Riau, seperti juara Penulisan Cerpen Rohto, dan lainnya. Hampir semua media lokal maupun nasional setiap minggunya diisi oleh karya-karya anggota FLP Riau, seperti Riau Pos, Majalah Sagang, Majalah Girlie Zone, Tabloid Ar-Royan, Bahana Mahasiswa, Expresi Riau Pos, Koran Riau Mandiri, Majalah Sabili, Annida, Ummi, Story, Aklamasi, dan lain-lain baik cetak maupun Online.

        Pada Tahun 2011 kemaren pada jabatan Wamdi yang kedua kalinya salah seorang anggota FLP berhasil mendapat anugerah sagang bidang penelitian sastra dengan hadiah 20 juta rupiah.

        Prestasi FLP Riau dibidang kepenulisan tidak hanya sampai disitu, dari tahun ke tahun hingga sekarang (2012) FLP terus menerus menerbitkan buku baik solo maupun antologi. Hingga sekarang tercatat hampir ratusan buku sudah diterbitkan oleh penulis-penulis FLP.

        Begitulah, FLP Riau terus ikut andil mengembangkan minat baca dan tulis anak melayu dengan merekrut anggota setiap tahunnya. Harapannya anak melayu tidak surut tintanya menuliskan sejarah kejayaan melayu. Mari wujudkan penulis berbudaya. Mencerahkan juga mensejahterakan.

*Kaderisasi FLP Pekanbaru

Tenang Saat Sibuk

Terbit di Riau Pos 7 Oktober 2012 Kolom Buku

Oleh: Jumardi

Saat diri sibuk, tekanan semakin kuat, maka stres berat akan segera tiba. Amarah kadang tak terbendung, teman dekat tak lagi dihiraukan, maka terkesan sombong dan tak peduli sesama. Yang ada hanya pekerjaan ini harus segera selesai, bagaimanapun caranya.

Sang istri, anak, dan orang tua pun akhirnya mendapatkan jatah kurang perhatian. Sama tetangga sebelah rumah tidak tahu bagaimana kondisinya, hingga dengan diri sendiri pun entah apa yang perlu disegarkan. Semua menjadi dilupakan karena kesibukan-kesibukan kita yang tidak terkontrol.

Jika kesibukan kita menambah kegalauan, kekhawatiran, dan ketidaktenangan, ada yang perlu kita periksa sejenak. Mungkin kita belum menjarakkan diri kita untuk merenungi apa yang telah kita lakukan. Atau kita belum merapatkan diri dan hati kita kepada yang memberikan ketenangan. Karena rezeki yang bertambah, penghormatan yang diberikan kepada kita, dan atas mudahnya segala yang dilakukan belum tentu bisa memberikan ketenangan.

Lalu ada yang mencari kesunyian dengan maksud menghadirkan ketenangan, perbanyak sujud dan ruku` untuk mendatangkan ketenteraman dan kesejukan jiwa, namun ketenangan yang diinginkan belum juga tiba. Apa yang salah? Ada yang perlu kita jarakkan untuk melakukan hentian sejenak.

Atas sedekah dan ibadah kita, ada yang perlu kita cermati dengan jernih barangkali ada salah niat yang terselip. Atas berlimpahnya harta yang tak menambah keteduhan hati dan kesejukan jiwa, ada yang perlu kita renungi; tentang diri sendiri, tentang tetangga kita, tentang do`a-do`a kita serta berbagai hal yang berkaitan hubungan kita dengan Allah ta`ala maupun hubungan dengan sesama.

Kadang masjid yang megah, justru kosong dari hidayah. Kita sibuk memegahkan bangunannya, sementara tetangga masjid yang kekurangan justru mencari santunan kepada orang yang tidak seiman. Kadang zikir kita tak mengantarkan pada ketenangan, padahal seharusnya zikir menjadikan hati kita tenang sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur`an. Bukan al-Quran yang salah memberikan perintah, tetapi kita yang tak mengingat bahwa iman harus kita sertai dengan amal saleh. Sebagian orang berzikir bukan untuk mengingat-Nya, tetapi sekadar untuk menemukan pengalaman ekstase dikarenakan keringnya hati (halaman 10).

Buku ini mengingatkan kita akan pentingnya perenungan-perenungan atas apa yang telah kita lakukan, khawatir ternyata apa yang telah kita lakukan adalah kesia-siaan. Lalu apa gunanya kita menghabiskan waktu kita untuk bekerja keras kalau akhirnya adalah kehampaan. Ibadah kita yang sampai menangis-nangis ternyata tidak membuahkan pahala, puasa kita yang hanya mendapatkan haus dan dahaga.

Maka kita perlu mengambil jarak, luangkan waktu dan lakukan hentian sejenak. Perbarui terus niat-niat kita, semoga ketenangan yang kita harapkan benar-benar dapat kita temukan.




Jumardi
Mahasiswa Ushuluddin UIN Suska Riau
Bergiat di FLP Pekanbaru

Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan
Penulis      : Mohammad Fauzil Adhim
Penerbit    : Pro-U Media, Yogyakarta
Cetakan    : Pertama, 2012
Tebal         : 342 halaman   


Kamis, 09 Agustus 2012

Spesialisasi Keilmuan dalam Menjemput Kemenangan Dakwah


Oleh : Jumardi


Pendahuluan
                Pada Muktamar keenam ustadz Hasan Al-Banna berpesan kepada para mujahid dakwah;
“Kalian adalah ghuraba (orang yang dianggap asing) yang mengadakan perbaikan di tengah kerusakan manusia. Kalian adalah kekuatan baru yang dikehendaki oleh Allah untuk membedakan yang hak dan yang bathil di saat pembeda di antara keduanya telah kabur. Kalian adalah da’i-da’i Islam , pembawa risalah Qur’an, penghubung antara langit dan bumi, pewaris Nabi Muhammad saw., dan para khalifah dari generasi sahabat.
                Dengan inilah dakwah kalian lebih unggul daripada dakwah-dakwah yang lain, dan tujuan kalian lebih mulia daripada tujuan yang lain. Kalian bersandar pada tiang yang tegar dan berpegang pada tali yang kokoh yang tidak mungkin putus.
                Kalian telah mengambil cahaya yang terang di saat manusia dalam kegelapan, tersesat, dan menyimpang dari jalan kebenaran.
“Dan Allah berkuasa atas urusan-Nya tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Yusuf: 21)”.
Dakwah ini mesti kokoh, kokoh dalam pengelolaan organisasinya dan kokoh para mujahid yang menggerakkannya.
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”(Ash-Shaf : 4)
Sudah menjadi sunnatullah bahwa kehidupan dunia ini diciptakan kompleks. Dari semua segi sisinya dipasangkan pada persamaan dengan perbedaan, kelebihan pada kekurangan, dari objek sampai kepada subjeknya. Semuanya saling membutuhkan satu sama lainnya, saling menutupi kekurangan dengan kelebihan yang lainnya. Makhluk Tuhan mesti tak bisa menghindar dari perkara ini.
“Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Al-An’am : 165)
“Seseorang mendatangi Nabi saw., dan bertanya,”Kapan kiamat tiba?” Nabi saw. Menjawab, “Apabila amanat telah diabaikan, tunggulah kiamat tersebut”. Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana bentuk pengabaian amanat?” Nabi saw. Menjawab,”Apabila sebuah urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah datangnya hari Kiamat”, (H.R. Bukhari).

Kita diciptakan dengan bakat (keilmuan) tertentu untuk melakukan sebuah pekerjaan tertentu pula, (‘Aidh Bin Abdullah AL-Qarni).
Bakat (keilmuan) itu penting. Anda atau saya bisa saja berlatih menendang si kulit bundar setiap hari, tetapi tidak akan pernah menjadi pemain sepak bola yang lebih baik dari Ronaldo dan Ronaldinho. Akan tetapi, bila Ronaldo dan Ronaldinho tidak pernah latihan setiap hari, mereka mungkin masih bermain di pantai-pantai di Rio dan tinggal di daerah kumuh, (Andeers Ericsson, pakar di bidang Expert Performance Movement).
Setiap orang perlu mengambil proyek besar paling tidak sekali dalam hidupnya. Saya mededikasikan hampir seluruh hidup saya untuk menciptakan jenis mesin tenun yang baru. Sekarang, saatnya giliranmu. Kamu harus berusaha sungguh-sungguh untuk menyelesaikan sesuatu yang akan memberi manfaat bagi masyarakat, (Pesan Sakichi Toyoda kepada anaknya—Kiichiro Toyoda—pendiri Toyota Automotive Company).
Urgensi Spesialisasi (Fokus)
“Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (Adz-Dzariyat : 21)
Secerdas apapun seorang anak, tidak mungkin dia akan menguasai semua bidang ilmu. Walaupun ada yang mampu, itu hanyalah sekedar tahu sedikit-sedikit.
Manusia diciptakan berpasangan, bukan manusia saja, tumbuh-tumbuhan, hewan pun diciptakan berpasangan. Memang hal itu agar semuanya saling memberi dan menerima.  Manusia misalnya, setiap saat membutuhkan O2  untuk bernafas yang kemudian menghasilkan CO2 dari hasil pernafasannya. Tumbuhan setiap saat membutuhkan CO2 untuk permentasi yang kemudian mengeluarkan O2 dari hasil permentasinya. Manusia dan tumbuhan tidak bisa dipisahkan, keduanya saling membutuhkan.
Mengapa manusia malah tidah baik kalau menghirup CO2 yang tumbuhan malah sangat membutuhkannya? Keduanya berbeda dalam kebutuhannya. Keduanya diciptakan dengan fungsi dan kebutuhan masing-masing. Disinilah kemudian diambil pelajaran bahwa dari perbedaan perlu adanya spesialisasi untuk memenuhi standar persamaan yang saling mengisi.
Kita lihat sahabat rasul, para khulafaurrasyidin. Jika kita membicarakan seorang sahabat rasul yang rela memberikan semua hartanya, pastilah kita sudah bisa menebak kalau dia adalah Abu Bakar. Umar dengan keberaniannya, mujtahid, al-faruq, Utsman dengan kedermawanan (saudagar, pengusaha), Ali dengan kelihaian bela diri, ahli sastra. Khalid dengan kepiawaiannya dalam strategi perang dan sebagainya.
Kemudian Ibnu Sina dengan ilmu kedokterannya, Al-Khawarizmi dengan matematikanya, dan ilmuan-ilmuan lainnya yang mereka pakar dan terkenal dibidang keahlian mereka masing-masing.
Mereka bukan tidak mengerti keilmuan lain, tapi mereka menonjolkan satu kepakaran dibidang yang benar-benar merekalah pakarnya, sehingga siapa saja yang membutuhkan sesuatu pastilah menuju kepadanya.
“Sesungguhnya Allah menyukai jika salah seorang di antara kalian mengerjakan suatu perbuatan, lalu dia menyempurnakannya” .(H.R. Baihaqi)
Mari kita camkan,”…mengerjakan suatu perbuatan, lalu dia menyempurnakannya”, bukankah ini terkait dengan fokus terhadap aktivitas tertentu?
Ibn ‘Athailah menyinggung arti penting fokus, “Jangan sekali-kali berbuat seperti pengggali sumur yang mencari air. Ia menggali di sini sedalam sehasta, kemudian menggali di tempat lain sedalam sehasta pula. Dengan begitu, ia takkan dapat menemukan air. Mestinya, ia menggali di satu titik saja dengan sungguh-sungguh hingga air ditemukan”.
                Awad Bin Muhammad Al-Qarni mengatakan, “Memusatkan perhatian dalam pekerjaan dan mencari solusi dari problem yang dihadapi, kemudian melupakan perkara lain—dengan memusatkan pikiran darinya sama sekali dan mencapai satu titik, di mana kekuatan konsentrasi otak Anda mampu berperan dengan sempurna, tidak kurang sedikit pun—merupakan salah satu faktor keberhasilan dan kesuksesan hidup”.
                Ibrahim Hamid Al-Qu’ayyid mengutip Syaikh Ibnu Sa’di, bahwa salah satu prinsip kebahagiaan manusia dalam kehidupan adalah menekuni satu pekerjaan tertentu atau ilmu tertentu yang bermanfaat, membiasakan diri untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat, dan berusaha mewujudkan kebahagiaan atau kesuksesan yang diinginkan.             
Spesialisasi Keilmuan (Bakat)
                Rama Royani menulis, “Tidak menjadi segalanya adalah cara yang cerdik; tidak bekerja pada segalanya, kecuali terfokus pada potensi diri merupakan jalan menuju kesempurnaan”.
                Beliau menambahkan, “Luciono Pavaroti, bintang tenor, menceritakan hidupnya saat dia harus memfokuskan diri pada potensi dirinya. Pada saat lulus, dia bertanya pada ayahnya, ‘Apakah saya harus menjadi guru atai penyanyi?’ Ayahnya menjawab, ‘Kalau kamu duduk di antara dua kursi, kamu akan jatuh. Untuk hidup, pilihlah salah satu kursi’. Dia memilih menjadi penyanyi”.
                Canfield mengatakan, “Dibutuhkan tindakkan focus, disiplin pribadi, dan banyak energi setiap harinya untuk menjadikan segalanya terlaksana. Ketika sebagian besar waktu kita terfokus pada aktualisasi potensi diri kita, kita akan melihat hasil-hasil yang memuaskan”.
                Focus pada potensi keilmuan diri berarti terus menerus melatihnya. Hal tersebut agar potensi diri itu dapat benar-benar terwujud menjadi karya-karya, prestasi, atau sesuatupun yang dapat dimanfaatkan bagi orang lain. Tanpa latihan, potensi diri akan terpendam, tidak akan berkembang. Bakat itu 1 persen dan 99 persen itu usaha.
Menjemput
                Merupakan suatu kaidah amal yang penuh dengan persiapan. Ia bukan majas dan metafora, tetapi ia benar-benar sudah siap menerima segala konsekuensi rintangan dan segala keberuntungan dan kebahagiaan. Ia adalah persiapan matang yang siap saji, siap digunakan kapan dan dimana saja. Ia tidak jumud namun ia fleksibel di setiap dimana ia berada. Dakwah mengajari para da’inya untuk agar siap menjalankan amar ma’ruf nahi munkar, bertakwalah kamu dimana saja kamu berada, beribadah seakan-akan kita melihat-Nya, jika kita tidak bisa melihat-Nya, yakinlah bahwa Dia melihat kita.
                Diri kader adalah “alat” untuk ia bisa beramal. Hidupnya penuh kesiapan menghadapi rabbnya. Ia siap untuk digunakan sebagai tentara, pengonsep dakwah, pemimpin, dan apapun amanah yang akan diberikan kepadanya. Persiapan itu adalah llmu dan pemahaman. Dengan bekal ilmu dan amal yang sudah ia kuasi betul tentangnya, dari segala sisi bidangnya. Dengan bekal itulah ia beramal secara sungguh-sungguh dan professional. Dan hanya dengan keprofesionalanlah segala amal-amalnya akan maksimal dan sempurna, yang akhirnya menghasilkan kinerja yang sempurna pula. Kader penggerak seperti itulah yang siap diletakkan dimana saja, ia siap dipanggil kapan saja untuk menyelesaikan kerja-kerjanya.
                Mereka ada yang pakar dibidang teknologi, ia professional dalam keilmuannya dan bekerja sesuai keahliannya. Ia tidak akan menolak mengerjakan amanah dibidangnya, dan itulah sebenarnya yang ia harapkan dan inginkan. Mereka ada yang pakar dibidang ekonomi, lalu ia merumuskan permasalahan perekonomian, ia berusaha mengembalikan ekonomi Islami hingga tidak ada lagi riba dan Islam satu-satunya yang tegak dengan ekonomi Islamnya.   
Kemenangan Dakwah
                Kemenangan hanya didapatkan dari sudah lamanya usaha untuk mencapainya, maksimalnya kerja-kerja profesional para da’inya, dan sudah siapnya para pakar kelimuan yang mengisi bidang-bidang kehidupan pada fase kemenangan itu.
                Globalilsasi tidak memungkinkan kita menyimpan makna Islam, ia mesti muncul pada setiap level kebutuhan sosial masyarakat bangsa. Karena sistem non Islam sudah memunculkan polahnya bahkan sampai pada semua level kehidupan masyarakat bangsa. Untuk menenggelamkannya tidak mesti harus menghancurkannya, dengan radikalisme yang menakutkan semua orang. Lagipula tidak mungkin hal itu bisa dilakukan, melihat pelakunya adalah umat Islam sendiri. Hal yang dapat dan kita usahakan adalah dengan menutupinya dengan sistem Islam dari semua level yang ditimbulkan sistem non Islam tersebut. Hal itulah kita mesti menyiapkan sumber daya dari semua level itu. Baik modalnya maupun pekerjanya.
                Untuk menutupi sistem ribawi dengan syari’ah, sistem thaghut dengan sistem Islam, semuanya harus ditutupi dengan wajah Islam. Sebagaimana hukum perhubungan dan sosio masyarakat, masyarakat lebih cendrung kepada yang sering mereka jumpai dan dominan mereka dengar. Tugas kita adalah mendominankan sistem Islam dari segala level dan jenisnya untuk melenyapkan sistem thaghut secara perlahan dan tidak radikal.
                Jika semua dari level keilmuan ini tidak terpenuhi oleh para da’i, maka perubahan kearah Islam akan sulit dicapai. Karena sekali lagi masyarakat lebih suka yang lebih sering mereka jumpai dan dominan mereka dengar.
Dakwah dan para da’inya akan benar-benar siap menjemput kemenangan dakwah jika semua level itu terpenuhi dengan baik dan terorganisir secara profesional.

Senin, 16 Juli 2012

MENGINGATMU SEPERTI AKU MENGINGAT SURGA

Oleh: Jumardi

Mengingatmu seperti aku mengingat surga
Akan indahnya bermesraan dengan bidadarinya
Minumannya tinggal ambil di sungai salsabila
Araknya tidak memabukan juga melenakan
Benar-benar seperti surga
Semoga memang sampai kita di sana
Mengulang kembali kenangan indah kita
Melingkar di taman surga

Aku ini bodoh, tidak mengerti apapun tentang keislaman. Kalau mengaku-ngaku Islam itu pasti. Aku Islam dan sangat mencintai. Jika ada saja yang berani mengejeknya pasti aku akan segera memberi perhitungan dengannya. Kalau tidak bisa dengan mulut, maka tanganku ini menjadi alat minimal untuk memberi pelajaran.
Begitulah kira-kira tentang aku. Kebanggaanku kepada Islam begitu kental. Sekental godaan setan yang selalu menambal kental. Tapi itu hanya di mulut saja, pada aplikasinya hati ini berontak ingin bebas berekpresi seperti di tivi-tivi. Kekentalan Islam itu mencair saat azan berkumandang karena setan ternyata lebih aku ikuti, tanpa malu, walau mulut sudah terlalu. Ah, sepertinya aku adalah manusia termunafik, lain di mulut lain pula di hati, apalagi aplikasi.
Aku ini da`i, setiap bulan ramadhan mengisi ceramah di mushalla-mushalla. Ceramah tentang istiqmah menjaga Islam, tentang syukur akan nikmat yang diberikan tuhan. Sampai dipanggil-panggil ustadz dihampir setiap perjumpaan dengan masyarakat. Suaraku didengar di pelosok kampung saat akan berbuka puasa. Ah, aku bak artis yang dikenal orang-orang. Kalau jumpa, eh ustadz yang kemaren ceramah di radio itu ya.
Itu dulu. Kini semoga tetap begitu, tapi lebih ikhlas dan menjadi teladan yang sebenar-benar ustadz. Aku yang menjalankan agama ini lebih ikhlas, lebih aplikatif, dan tentunya diridhoi oleh Allah swt. Semoga ya Allah. Amin.
Wajar jika suasana pesantren dan kampung yang jauh dari virus-virus globalisasi membentuk pribadiku yang  sok alim, pendakwah, dan seakan menjadi ulama yang memberikan fatwa. Ini yang aku banggakan untuk dibawa ke kota, tempat baruku menata masa depan; sekolah. Seakan aku ini bisa menjaga diri dengan bekal itu. Padahal sholat lima waktuku sendiri di rumah kos, tilawahku hanya malam jum`at, membaca surat yasin. Kalau nambah paling surat waqiah dan surat almulk. Itu tanpa tadabbur, tanpa dibaca dengan keimanan dan keikhlasan. Aku rasa juga bacaannya tidak sesuai standar tajwid. Itu menjadi suatu kebanggan.
Suatu hari tetanggaku kesurupan. Aku sok-sok baca surat yasin dan beberapa surat dalam alquran juz 30 terakhir, tentu saja jinnya tidak terpengaruh, malah makin menjadi-jadi. Sepertinya ada yang salah dalam diriku, pikirku. Mungkin waktu itu aku belum ikhlas atau niatku yang tidak benar sehingga tidak berpengaruh sedikitpun kepada jin itu. Aku baru tahu bahwa selama ini aku masih banyak kekurangan. Mesti banyak belajar lagi.
Kepada siapa aku harus belajar? Aku belum menemukan seseorang yang bisa mengobati penyakit di diriku ini. Aku benar-benar tidak menemukannya, melainkan aku semakin tergerus, berubah menjadi spiderman, gila pergaulan remaja, membuat sarang di mana-mana. Lupa diri, walau masih sholat. Mulai ikut keluar-keluar malam, sebelumnya agak aneh. Aku benar-benar menjadi spiderman, mencari pelaku kejahatan, tapi bukan membasminya, tapi malah mengikutinya. Ah, agaknya aku sudah benar-benar jauh tersesat. Pengetahuan agamaku berkurang drastis, bahkan hilang. Tida tahu lagi syariat yang harus diikuti, benar-benar tersesat. Al Quran hanya tinggal di masjid, buku masih tersimpan di Kedai Naila. Tidak tahu apa yang terjadi dengan agama ini sebenarnya. Dunia menjadi gelap dengan terus berjalan mencari cahaya yang kian redup.  Jauh.
Maka,
Mengingatmu seperti aku mengingat surga
Akan indahnya bermesraan dengan bidadarinya
Minumannya tinggal ambil di sungai salsabila
Araknya tidak memabukan juga melenakan
Benar-benar seperti surga
Semoga memang sampai kita di sana
Mengulang kembali kenangan indah kita
Melingkar di taman surga
           
            Berjumpa dengan sosokmu yang kurus, kecil, dan tidak tampan adalah anugerah keikhlasan yang aku baru pelajari dan dapatkan. Mengingatmu seperti aku membayangkan surga seperti yang kau gambarkan pada setiap pertemuan kita. Ada aura surga yang terpancar pada wajahmu, lalu kau mengajakku ke ruangan bidadari yang bermata jeli, lalu bermesraan dengannya. Dengan kesabaranmu seakan memberi harap bahwa surga itu adalah kepastian bagi setiap pertemuan kita. Dengan ketekunanmu membaca, lalu mengarahkanku pada buku-buku seakan kau memberiku pustaka yang menjadikan aku hanyut pada lembaran-lembaran perjuangan para penghuni surga yang menjadi teman kita. Lalu aku merasakan tarikan yang begitu kuat untuk ikut bersama mereka dalam perjuangannya. Dakwah begitu banyak mengajarkan aku berbuat, jihad, dan istiqamah dalam cinta pada syahid. Aku melihat itu semua pada tatapan matamu yang Abu Bakar. Mendengar dari mulutmu yang Utsman. Menyaksikan pada amalmu yang Umar. Kecintaanmu yang Ali, hingga ucapan-ucapan yang menggetarkan pada setiap huruf yang kau rangkai. Mengingatmu adalah mengingat keindahan surga.
            Kau memporakporandakan kebodohanku yang tersusun kokoh. Kesombonganku yang aku jaga pun kau curi. Sampai hatiku yang tercabik ini pun kau cabut. Maka selayaknya aku menuntutmu di surga nanti, menuntut janji-janjimu yang membuatku terpesona dengan sungai salsabila yang berwarni warni, manis, dan tidak memabukkan itu.
Mengingatmu seperti aku mengingat surga
Akan indahnya bermesraan dengan bidadarinya
Minumannya tinggal ambil di sungai salsabila
Araknya tidak memabukan juga melenakan
Benar-benar seperti surga
Semoga memang sampai kita di sana
Mengulang kembali kenangan indah kita
Melingkar di taman surga






Senin, 14 Mei 2012

MANFAAT MANAJEMEN WAKTU


Diterbitkan di Riau Pos Tanggal 13 Mei 2012

Oleh: Didi Wahab

        Setiap orang-setidaknya-mempunyai tujuan hidup untuk masa depan. Walaupun terkadang ada juga sebagian orang yang tidak tahu ke depan hidupnya seperti apa, mau jadi apa, dan apa yang mesti ia lakukan. Jangankan mereka ‘yang tidak mempunyai tujuan hidup’ itu, terkadang yang sudah mempunyai tujuan hidup pun kebingungan bagaimana sebenarnya ia menghadapi hidup ini. Bagaimana ia seharusnya mengatur waktu agar tujuan-tujuan itu dapat tercapai dengan baik dan benar.

Rabu, 09 Mei 2012

PEMUDA

Tulisan ini ditulis pada Tahun 2008 saat saya semester 1, 
saya tidak merubah gaya penulisanya termasuk EYDnya
beginilah dulu saya menulis

Oleh : Jumardi TH 1

Pemuda adalah orang kedua setelah orang yang tua. Pemuda adalah penanggung jawab semua urusan setelah tidak ada lagi orang tua yang mengatur urusan itu. Pemuda adalah penengah antara anak-anak dan orang tua. Pemuda adalah puncak kekuatan, puncak semangat, dan keberanian. Pemuda adalah aset bangsa dimana ditangan pemudalah terdapat kekayaan, keberanian, dan intelektualitas. Pemuda adalah TNI, guru bagi anak bangsa, pemimpin masa depan, dan semua pekerja dalam suatu bangsa adalah pemuda. Pemuda adalah isi dari suatu bangsa dimana dia merupakan inti dari kemajuan bangsa.

KISAH-KISAH DI TAHUN 2011

Diterbitkan di Riau Pos, 2012
Oleh: Jumardi

            Saya teringat waktu hari pertama tahun 2011, tepatnya menit pertama memasuki tahun 2011, saya bersama enam teman saya pergi ke Tembilahan untuk mengisi Traning Kepemimpinan. Di perjalanan mobil yang kami tumpangi jatuh ke jurang dan terbalik. Empat orang teman saya luka-luka; ada yang lututnya lecet, tulang tangan kanan patah, dan tulang pinggul retak. 

Senin, 07 Mei 2012

Selalu Ada Cerita Tentang Abah



Oleh : Jumardi


Selalu ada cerita. Di setiap perjalanan hidup menyusuri masa-masa itu, melewati tembok-tembok pembatas, MI, MTs, MA. Kadang mengenang saat belajar dulu, terharu hati, kerinduan yang mendalam kepada sekolah, guru, ustadz, lapangan voli, lapangan sepak bola, lapangan takraw, meja tenis meja, taman sekolah, labor biologi, labor fisika, labor kimia, labor bahasa, labor computer, dan labor diskusiku bersama teman-teman OSIS dulu. Teman sekelasku, segurauan, sebarisan, adik-adik yang sempat aku angkat menjadi adikku, kakak-kakak yang aku anggap kakakku sendiri, yang pinjamin aku uang jajan saat krisis. Banyak sekali kenanganku semasa itu. Sampai sekarang kerinduanku masih menggema.

Sabtu, 05 Mei 2012

Satu Buku Sejuta Ilmu


Mengenal Indonesia dan Dunia lebih Dekat
Oleh : Jumardi

Provinsi Riau berdiri pada tanggal 25 Juli 1958 dengan dasar hukum Undang-Undang No. 61 tahun 1958.
            Terletak di Pulau Sumatra dengan batas wilayah utara berbatasan dengan Selat Singapura dan Selat Malaka, sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatra Barat dan Provinsi Sumatra Utara, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Selat Berhala, sebelah timur berbatasan dengan laut Cina Selatan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), perairan Sumatra Utara, dan Malaysia.
            Posisi: 1o15’ LS-4o45’ LU dan 100o03’-109o19’ BT, zona waktu termasuk dalam Waktu Indonesia Barat (WIB).
            Luas wilayah Provinsi Riau: 111.228,65 km2 atau sekitar 5,84% luas Indonesia secara keseluruhan.
            Jumlah penduduk sekitar 5.308.702 jiwa (sensus tahun 2003). Penduduk Riau terdiri dari penduduk asli dan juga pendatang.
           

Bertahan dalam Kondisi Bagaimana pun


Abad milenium sekarang ini, tidak lagi memandang profesi. Bidang jurnalistik sudah memasuki jiwa jiwa semua kalangan, baik kalangan profesi sendiri maupun yang tidak mempunyai profesi apapun.
Sudah banyak terbukti. Kita sangat mengenal ketua DPRD Provinsi Riau periode lalu, Pak Drh. Chaidir, walaupun beliau seorang dokter hewan, tapi beliau juga adalah seorang politisi, bahkan penulis yang banyak menulis buku.

Rabu, 02 Mei 2012

Ooh Kampongku


Oleh : Jumardi

Aku bejalan di tepi-tepi parit. Aku tinggal di Parit Empat. Nenek tinggal di Parit duabelas.  Dan saudara-saudaraku tinggal di parit duapuluhlima. Jika kau pergi ke kampungku, hati-hatilah naik mobil atau naik motor, kau harus hati-hati, janganlah ngebut-ngebut karena belum lagi gas kendaraanmu kau tarik habis atau kau injak habis, kau sudah menaiki jembatan. Bisa jadi, jika kau me-gas habis kendaraan kau bisa terkejut atau bisa juga kepala kau akan terbentur ke dinding mobil atau kau akan terpleset bersamaan dengan jatuhnya motor kau.

Sabtu, 21 April 2012

BUMN Untuk Kesejahteraan Rakyat


diterbitkan di RiauPos Ahad, 1 April 2012
Oleh: Jumardi

Persoalan Negara dan kesejahteraan rakyat, selalu menjadi isu yang relevan di belahan dunia manapun dan dalam rentang waktu kapan pun. Tuntutan agar negara mewujudkan kesejahteraan rakyat merupakan bagian yang inheren dari manifestasi kedaulatan negara.    Kesejahteraan rakyat atau masyarakat merupakan bagian dari indikator keberhasilan negara menjalankan kedaulatannya. Persoalannya adalah bagaimana memformulasikan peran pemerintah secara tepat, sehingga menjamin berjalannya roda perekonomian yang benar-benar mewujudkan kesejahteraan rakyat?

Senin, 09 April 2012

GOTONG ROYONG BERGANTIAN

diterbitkan di For Us Riau Pos 1 April 2012
Oleh: Jumardi (Mahasiswa Fakultas Ushuluddin UIN Suska Riau)

 Menjaga kebersihan lingkungan mungkin bisa dilakukan sendiri-sendiri, tapi tidak bisa bertahan secara terus-menerus. Karena menjaga lingkungan perlu waktu khusus yang betul-betul konsisten dilakukan. Untuk konsisten menjaga kebersihan lingkungan perlu adanya gerakan bersama untuk saling mengingatkan atau kalau tidak mengerjakan bersama-sama (gotong royong) secara bergantian dari satu rumah ke satu rumah lainnya.

Sabtu, 31 Maret 2012

BIARKAN DAKWAH BERMETAMORFOSA! TAHAPAN DAKWAH MENUJU KEMENANGAN ISLAM


KITA MULAI DENGAN RENUNGAN
Mengapa Metamorfosa?
            Seorang syeikh dakwah yang terkenal tajam bashirohnya pernah mengatakan bahwa perubahan adalah sesuatu yang niscaya,"Bahkan ketika seluruh orang di dunia telah berkumpul hatinya sebaik Rasululah SAW. sekalipun, perubahan kearah capaian-capaian yang lebih baik tetap perlu dilakukan", kata beliau. Sebab perubahan itu adalah sepirit utama kehidupan. Sesuatu yang tidak berubah, seperti mengalami stagnasi kehidupan ataupun ruhnya telah mati suri. Rasulullah SAW. mengatakan bahwa mereka yang hari ini tidak lebih baik dari hari kemarinnya, maka ia termasuk kalangan pecundang.
            Dalam gerak langkah dakwah, ada banyak rintangan yang menghambat kemajuan. yang dimaksud sebagai penghalang disini adalah cara pandang kita tentang dakwah. Begini, sebagai aktivis para murabbi kita dulu telah mengajarkan bahwa dalam dakwah-dan Islam secara keseluruhan-ada hal-hal yang bersifat tsawabit dan ada

Kamis, 22 Maret 2012

Tunjuk Ajar Melayu Turut Lantunkan UIN Suska Madani


Oleh: Jumardi
BAB I
PENDAHULUAN
Tunjuk ajar adalah segala jenis petuah, petunjuk, nasihat, amanah, pengajaran, dan contoh teladan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dalam arti luas. Menurut orang tua-tua Melayu, “Tunjuk ajar melayu adalah segala petuah, amanah, suri teladan, dan nasihat yang membawa menusia ke jalan yang lurus dan diridhoi Allah, yang berkahnya menyelamatkan manusia dalam kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat”[1].
Bagi orang Melayu, tunjuk ajar harus mengandung nila-nilai luhur agama Islam dan juga sesuai dengan budaya dan norma-norma sosial yang dianut masyarakatnya. Orang tua-tua mengatakan “di dalam tunjuk ajar, agama memancar”, atau “di dalam tunjuk ajar Melayu, tersembunyi berbagai ilmu”.[2]
Kandungan isi tunjuk ajar tidak dapat diukur atau ditakar, apalagi tunjuk ajar sendiri terus berkembang sejalan dengan kemajuan masyarakatnya. Hakikat isi tunjuk ajar

Senin, 13 Februari 2012

BELAJAR KEPADA RABIH

Oleh: Jumardi

“Mengapa Rabih rela meninggalkan Hindun, istrinya, merasakan dingin, lapar, dan lelah, hanya karena memenuhi panggilan Rasululllah saw untuk ikut mempertahankan Madinah? Padahal Rabih baru empat hari menjadi pengantin. Baru saja melepaskan baju besinya setelah perang Badar dan Uhud. Rabih lagi mesranya bercumbu rayu bersama istrinya.”
***
Sengatan motivasi sekaligus inspirasi dari kisah yang menyejarah perang Ahzab atau Khandaq itu membangkitkan ghirah perjuangan dakwah. Kisah itu telah menyadarkan Ahmad dari khayalan dan lamunan palsunya, kefuturan jalan yang dilaluinya. Ia terkejut sekaligus terperanjat. Ruhiyahnya menanjak melewati derajat Sembilan puluh derajat Celsius. Emosi sekaligus benci atas kefuturannya sendiri.

Rabu, 01 Februari 2012

Menjadi Hafiz Qur`an

Oleh: Jumardi

Al-Quran adalah kitab suci yang dijamin oleh Allah swt. Keotentikannya. Ia adalah kitab yang terus dijaga dan diamalkan oleh hamba-hamba-Nya. Kitab yang Allah mudahkan mempelajari, memahami, dan menghafalkannya. Sebagaimana Allah berfirman dalam al-Quran;

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya­ (Q.S al-Hijr: 9)”

Ia adalah kitab yang barangsiapa berpegang teguh kepadanya niscaya tidak akan tersesat selama-lamanya, ia merupakan kitab pedoman yang pertama sebelum hadis atau sunnah Rasulullah saw. Oleh karenanya al-Qur`an menjadi kitab yang paling banyak dibaca dan dihafal oleh umat Islam, terutama dipondok-pondok tahfizh, tak terkecuali juga oleh siapapun dan dimanapun. Karena al-Qur`an adalah rahmat bagi seluruh alam, siapapun wajib menjaga dan mengamalkan al-Qur`an.