Jumardi
Saat-saat perpisahan air mata tumpah tanpa sengaja, atau sengaja. Saat muhasabah air mata pun mengaliri pipi wajah. Begitu juga dengan banyaknya cobaan yang menimpa, air mata kian tak terbendung. Tangis itu ada yang benar-benar karena haru, menyesal karena banyaknya kesalahan. Ada juga memang terbawa oleh tangis itu sendiri.
Tangis karena menyesal atas banyaknya kesalahan itulah yang kita sebut dengan tangis orang yang bertaubat. Ia bertekad tidak mengulangi lagi kesalahan yang pernah ia lakukan untuk yang kedua kalinya. Sedang tangis karena terbawa tangis adalah tangisan karena memang suasananya atau lingkungan saat itu sangat mengharukan. Ia tertangis-tangis juga. Ini biasanya disaat menyaksikan acara perpisahan, atau kesedihan sebuah keluarga karena ada yang meninggal dunia.
Saya sering menyaksikan orang model kedua. Menangis karena tangis. Ini biasanya terjadi saat acara muhasabah, momen perpisahan, dan momen kematian. Adakah yang salah dengan model kedua ini? Sebenarnya tidak juga, walau ada. Tangisan seperti ini biasanya kesannya tidak terlalu lama, paling satu sampai dua hari saja. Setelah itu tinggal kenangan bahwa momen tersebut sangat mengharukan.
Ini berbeda dengan model pertama. Tangisan ini murni dari diri sendiri. Mungkin karena kesedihan yang sedang dialaminya. Karena penyesalan yang mendalam terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukannya. Model ini biasanya akan berkesan lama, sampai semua yang menjadi sebab tangisan itu tergantikan dengan kegembiraan.