Oleh: Jumardi
Pendahuluan
Pendahuluan
“Jika
menurut kamu menulis itu susah, maka menulis saja resensi”
Kalimat di atas sebagai pembuka pembahasan
tentang resensi ini. Ya, begitulah resensi, ia sebagai tangga pertama bagi
penulis mula berlatih menulis. Mungkin untuk menulis artikel, cerpen, puisi,
dan yang lainnya, sulit bagi penulis mula, maka menulis saja resensi. Mengapa
begitu? Karena menulis resensi tidak perlu lagi mencari ide, ide sudah tersedia
di dalam buku atau film yang akan di resensi. Kita tinggal mengambilnya untuk
dijadikan tulisan. Apakah itu untuk dijadikan pembuka kalimat, isi, atau
sebagai penutup tulisan kita. Bagaimana mengolahnya?
Memahami inti resensi
Resensi adalah memberikan penilaian,
mengungkapkan kembali, memberikan ulasan, membahas, mengkritik ataupun
meringkas. Di dalam prakteknya, khususnya di media massa, resensi lebih banyak
dimanfaatkan sebagai suatu cara memperkenalkan atau mempromosikan karya-karya
terbaru (buku, film, dll) dari penerbit atau produser kepada masyarakat umum
melalui media cetak dan online. Adapun penulisannya sama dengan menulis
artikel.
Khusus resensi buku, di beberapa Koran atau
majalah, sering diganti dengan penyebutan lain, yang intinya tetap sama,
seperti: apresiasi buku, info buku, bedah buku, tinjauan buku, timbangan buku,
rehal, maktabah, sorotan buku, ulasan buku, berita buku dan sebagainya.
Dengan demikian sebelum meresensi, hendaknya
peresensi memahami dulu tujuan resensi itu sendiri. Tujuan dari kehadiran rubrik
resensi pada media lebih lanjut ialah:
1. Memberikan informasi atau pemahaman
yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
2. Mengajak pembaca untuk memikirkan,
merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau masalah yang muncul
dalam sebuah buku.
3. Memberikan pertimbangan kepada
pembaca, apakah sebuah buku pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau
tidak.
4. Menjawab pertanyaan yang muncul jika
seseorang melihat buku yang baru terbit, seperti: siapa pengarangnya? Mengapa
ia menulis buku itu? Apa pernyataannya? Bagaimana hubungannya dengan buku-buku
sejenis yang ditulis penulis lain? Dan sebagainya.
5. Agar para pembaca memperoleh bimbingan
dalam menilai buku-buku.
6. Agar setelah membaca resensi, pembaca
berniat membaca atau mencocokkan seperti apa yang telah ditulis dalam resensi.
7. Bagi yang tidak ada waktu membaca
buku, ia dapat mengandalkan resensi buku untuk memperoleh informasi.
Keuntungan menulis resensi
Seorang peresensi ketika merensi buku akan
mendapatkan keuntungan ganda. Di samping akan mendapatkan honor dari surat
kabar, ia juga akan memperoleh honor dari penerbit buku, setelah ia menyerahkan
kliping resensiannya yang dimuat di media massa.
Tidak hanya itu, ia juga dapat memperoleh buku
baru secara gratis yang diberikan penerbit buku untuk diresensi kembali.
Kedudukan peresensi adalah mitra penerbit buku dan penerbit surat kabar. Ia
memberikan jasa bagi surat kabar dan juga memberikan kesempatan iklan gratis
bagi penerbit buku.
Tipologi resensi
Ada beberapa tipe resensi buku, yang semuanya
bertujuan menginformasikan isi buku. Tipologi resensi tersebut ialah:
1. Meringkas. Yaitu meringkas banyaknya persoalan
yang dibahas di dalam buku menjadi sebuah uraian yang padat dan jelas.
2. Menjabarkan. Yaitu menjabarkan
keterangan dalam buku yang dianggap sulit oleh orang awam.
3. Menganalisis. Yaitu memberikan analisa
teradap isi buku. Mulai dari metode penulisannya, cara pemaparannya, maupun
materi atau isinya.
4. Membandingkan. Buku yang terbit
belakangan dapat dibandingkan, baik dalam hal materi, penampilan data, cara
pemaparan, tehnik penulisan, dan
sebagainya. Di samping ia juga menyebutkan kekurangan kelebihan buku tersebut
dibandingkan buku-buku yang lainnya. Dengan demikian akan terlihat jelas
kualitas masing-masing buku tersebut.
5. Memberikan penekanan. Buku-buku bunga
rampai, antologi, atau kumpulan tulisan dapat diresensi dengan tipe ini.
Peresensi dalam hal ini harus mengambil benang merahnya yang kemudian
memberikan penekanan terhadap benang merah tersebut dalam tulisan.
Teknik
menangkap inti buku
Prinsip meresensi buku adalah menemukan tema
pokok buku. Teknisnya dengan cara member uraian dalam bentuk ringkasan, ulasan, atau kajian dari setiap persoalan
yang berkaitan erat dengan tema.
Sebelum meresensi yang harus dilakukan adalah
memahami buku dengan membacanya, dengan pembacaan sesuai dengan kebutuhan. Ada
beberapa cara yang efektif, yaitu membaca hal-hal mendasar dari buku, seperti
kata pengantar dan pendahuluan, daftar isi, ringkasan buku yang biasa terdapat
di cover belakang buku, hal-hal yang dianggap penting dan mencatatnya. Yang
kemudian dirumuskan dalam suatu alur penulisan yang baik.
Bagaimana berlatih menulis resensi buku?
Untuk memulai berlatih, seseorang terlebih
dahulu dapat melatih pandangannya, melatih pengorganisasian pikirannya, serta
melatih pula perasaan dan kepekaannya. Caranya? Ambil buku ukuran tipis,
beserta sebuah pensil. Lalu baca buku itu dengan seksama. Sambil membaca,
gunakan pensil itu untuk member tanda pada pokok-pokok pikiran yang penting.
Setelah selesai membaca, cobalah membaca ulang pokok-pokok pikiran dari buku
itu melalui bagian-bagian yang sudah diberi tanda.
Sampai di sana, mulailah belajar menilai,
dengan member penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan seperti berikut: Apakah
yang dibicarakan dalam buku itu? Apa maksud penulisnya? Sejauhmanakah ia
berhasil mencapai tujuannya? Apakah tulisannya mudah dipahami? Apakah bahasanya
lancer dan enak untuk dibaca? Apakah masalah yang dibahas berharga bagi umum
atau hanya untuk kelompok khusus saja? Apakah cara penyajiannya menarik? Apakah
penulisnya memang kompeten di bidang yang ditulisnya? Apakah tulisannya dibuat
dengan riset yang memadai? Apakah gagasan yang ditulisnya baru? Semua pertanyaan
ini coba kamu jawab, lalu kamu ramu dalam bentuk tulisan yang dikemas secara
popular. Jika hal itu dilakukan, berarti kamu telah melakukan pengulasan,
peninjauan, dan pembuatan sebuah resensi, dimana kamu menilai, menimbang, dan
mengevaluasinya.
Sebuah resensi buku, minimal harus selesai
melakukan pertimbangan atas buku yang dibaca, dengan menunjukkan alinea mana
yang dianggap utama atau dianggap lemah. Penilaian yang diberikan berdasarkan
pertimbangan yang rasional, bersifat objektif dan bukannya berdasarkan oleh
rasa suka atau tidak suka. Lalu menyajikannya sesuai kepada kalangan siapa
resensi itu ditujukan? Untuk siapa pula buku yang diulas itu ditujukan? Untuk
kelompok kecil atau kelompok umum? Hingga di sini berarti kamu sudah sampai
pada peresensian.
Langkah peningkatan
Untuk membuat resensi buku yang lebih apik,
pada latihan berikutnya kamu dapat mengusahakan resensimu lebih objektif.
Penilaian diusahakan lebih tertuju pada apa yang ada di dalam buku, serta tidak
begitu terpengaruh oleh penilaian dair orang lain. Lebih baik jika kamu
memiliki pernyataan yang orisinal, mampu membandingkannya dengan buku
penulisnya yang sebelumnya, jika memang ada.
Yang penting bagi penulis resensi adalah
menunjukkan kemampuannya dalam menunjukkan keutamaan dan kelemahan dari buku
yang diresensi. Bukannya mengutak-atik pribadi penulisnya. Begitu pula mengecam
tanpa alasan dan memuji tanpa alasan adalah adalah langkah yang keliru.
Sebaiknya jika penulis resensi memuji atau mencela, maka harus dapat pula
menyertakan alas an dan buktinya.
Kemampuan utama peresensi
Kemampuan dasar yang perlu dimiliki seorang
penulis resensi buku di antaranya:
1. Memahami sepenuhnya tujuan pengarang
buku. Hal ini dapat diketahui melalui kata pengantar atau pendahuluan buku.
Kemudian dicari apakah tujuannya itu direalisasikan pada seluruh bagian buku
atau tidak.
2. Menyadari sepenuhnya tujuan meresensi,
karena hal itu sangat menentukan corak resensi yang akan dibuat.
3. Memahami betul latar belakang pembaca
yang akan menjadi sasaran: selera, tingkat pendidikan, asal kalangan, dan
sebagainya. Resensi yang diperuntukan dimuat di media lain yang berbeda segmen pembacanya.
4. Memahami karakteristik media massa
cetak yang akan memuat resensi. Setiap media massa memiliki identitas termasuk
visi dan misi. Dengan demikian, seorang penulis resensi akan mengetahui
kebijakan dan resensi macam apa yang disukai redaksinya. Kesukaan tersebut
dapat diketahui dari prekuensi jenis buku yang dimuat pada rubrik resensinya.
Teknik penyajian resensi buku
1. Judul resensi
Judul resensi sebaiknya dibuat menarik serta
benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan. Ia tidak harus
ditetapkan terlebih dulu, sebab ia dapat dibuat atau diperbarui setelah seluruh
tulisan resensi selesai dibuat.
2. Menyusun data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
·
Judul buku (bila terjemahan, tulisa
judul aslinya)
·
Penulis (jika terjemahan, baik juga
ditulis penterjemahnya, editor atau penyuntingnya)
·
Penerbit,
·
Tahun terbit, beserta cetakannya
·
Tebal buku (berapa halaman)
·
ISBN (jika diperlukan)
·
Harga buku (jika diperlukan)
3. Membuat lead (pembuka)
Pembuka dapat dimulai dengan:
· Memperkenalkan siapa pengarangnya,
karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperolehnya.
·
Membandingkan dengan buku sejenis yang
sudah ditulis, baik yang ditulis oleh penulis buku tersebut maupun oleh penulis
lain.
·
Memperkenalkan kekhasan penulisnya
·
Memaparkan keunikan buku
·
Merumuskan tema buku
·
Mengungkapkan kritik terhadap
kelemahan buku
·
Mengungkapkan kesan terhadap buku
·
Memperkenalkan penerbit
·
Mengajukan pertanyaan
·
Membuka dialog
·
Snaper (kata
singkat mengejutkan)
4. Isi atau tubuh resensi
Isi atau tubuh resensi biasanya dapat dibangun
oleh:
·
Sinopsis atau isi buku secara bernas
dan kronologis
·
Ulangan singkat buku dengan kutipan
secukupnya
·
Keunggulan buku
·
Kelemahan buku
·
Rumusan kerangka buku
·
Tinjauan bahasa
·
Tinjauan penulisan
5. Penutup resensi buku
Bagian penutup resensi, biasanya berisi buku
itu penting untuk siapa dan mengapa. Untuk siapa yang dimaksud menjelaskan
kalangan pembaca yang mana, serta alasan pengkategorian tersebut.
Contoh
resensi buku Klik Link di bawah ini
http://catatan-jumardi.blogspot.com/2012/04/bumn-untuk-kesejahteraan-rakyat.html
0 komentar:
Posting Komentar