Jumardi
Sahabat! Kita bersyukur. Alhamdulillah
A
|
lhamdulillah kita masih bisa menatap mentari saat bangun pagi. Mata yang
selalu dapat melihat dengan jelas warna-warna. Penglihatan yang dielu-elukan
oleh orang buta. Bukan melebihkan dari orang buta, tapi sekedar menitipkan kata
syukur dihati yang mudah terbolak-balik. Karena setiap kita sudah terlalu yakin
dengan diri kita, kelemahan yang kita miliki, kepercayaan kita yang masih berjalan
miring yang di depannya banyak persimpangan yang kita tak tahu ke arah mana
kita mesti membelok, atau kita lurus.
Alhamdulillah dengan otot yang Allah berikan kita bisa
memfungsikan tangan dengan jari-jarinya, kaki dengan jari-jarinya, kepala
dengan segenap yang menghubunginya. Itulah kekuatan gerak yang tiada daya dan
kekuatan kecuali itu adalah dari kekuatan Allah swt.
Alhamdulillah tanpa seorang Rasul yang menjadi teladan, guru,
semua apa yang kita ungkapkan dari hati, mulut tidak akan pernah tergores pada
sebuah kertas, takkan pernah keluar dari mulut. Karenanya hal ini bisa
dibicarakan.
Benar kata Allah, bahwa kita tidak akan mungkin bisa
menghitung nikmat. Walau lautan sebagai tinta, ranting-ranting sebagai pena.
Itupun hanya sedikit yang bisa diungkapkan dari sekian banyaknya nikmat yang
Allah berikan, teladan yang Rasul berikan.
Sahabatku,
sahabat yang akan terus aku lekatkan dalam diriku…
Engkau adalah diriku dalam setiap tetes peluh bahkan darahmu. Walau aku
tak ingin engkau mengeluarkan peluh dan darah itu.
Engkau adalah diriku dalam setiap kekecewaan yang engkau luahkan dalam
kerjamu. Walau aku tak ingin ada rasa kecewa yang engkau rasakan dalam kerjamu.
Aku ingin engkau terus menerus merasakan kebahagiaan dalam hidupmu.
Sahabat, engkau adalah diriku dalam rasa lelah yang disisakan dari
baktimu. Walau aku tak ingin ada kelemahan setelah itu. Aku ingin baktimu
adalah kekuatan yang menyisakan kekuatan juga.
Sahabat, engkau adalah diriku dalam setiap masalah-masalah yang dipendam,
yang kemudian merubah raut wajahmu, walau aku ingin selalu tersenyum setiap
berjumpa dengan orang lain selain diriku. Tapi ternyata masalahku terlalu kuat
mendorong aura kelemahan dan keputusasaan.
Sahabat,
Aku ingin selalu mengenangmu
Dalam setiap tarikan nafas ku
Mengenang semua budi baikmu
Yang membawa aku dalam lembah syurga
Yang menuntun jalan baktiku
Pada agama Kita
Pada Negeri Kita
Pada semua makhluk bumi ini
Sahabat,
Aku adalah dirimu
Dalam diriku
Iznkan aku mengenang mu, dulu hingga nanti.
1 komentar:
kepada seluruh sahabatku
selamat menjadi yang terbaik
Posting Komentar