Marcus Aurelus berkata : ”Waktu adalah sungai dari kejadian-kejadian yang telah berlalu, dan arusnya amatlah kuat. Dalam beberapa saat, sesuatu tampak mendekat, kemudian dihanyutkan oleh yang menggantikan tempatnya, dan yang ini akan dihanyutkan juga”.
Meramal kehidupan social 50 tahun mendatang? Ya, dengan melihat realita kehidupan social pada saat ini; yang individualis, materialis, dan egois. Ini untuk kota-kota modern seperti London, Jepang, dan Amerika. Mungkin Indonesia juga.
Pada awal 2006, seorang wanita paruh baya bernama Joyce Vincent ditemukan meninggal di apartemennya. Tidak ada yang luar biasa, kecuali bahwa ia meninggal lebih dari dua tahun dan televisinya masih menyala. Bagaimana ini bisa terjadi? Di mana semua orang? Jawabannya, tentu saja semua orang ada di tempat lain.
Sebagaimana kebanyakan kota besar lainnya, London tidak lagi mempunyai keakraban antar tetangga. Kota itu mempunyai koleksi pribadi-pribadi yang semakin terasing, egois, dan hanya mementingkan diri sendiri. Tetangga hanya ada untuk diri mereka sendiri dan orang tidak lagi bertanya atau memberikan informasi secara suka rela. Pada masa ketika orang-orang semakin saling terhubung melalui internet, tidak ada lagi orang yang benar-benar mengenal orang lain.